Indeks Ketahanan Pangan
(IKP) dan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan memetakan 
kondisi ketahanan pangan di suatu wilayah. Informasi ini berfungsi sebagai acuan untuk membuat kebijakan, program, dan 
intervensi yang menargetkan masalah pangan.

Indeks Ketahanan Pangan (IKP)
IKP adalah skor komposit yang mengukur pencapaian pembangunan ketahanan pangandi suatu wilayah, seperti provinsi, kabupaten, atau kota. 
IKP dikembangkan oleh Badan Pangan Nasional (sebelumnya Badan Ketahanan Pangan) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), dengan indikator 
yang mewakili tiga aspek utama ketahanan pangan. 

Untuk Website Informasi / Media :https://fsva.badanpangan.go.id/

Tiga aspek utama IKP: 
  • Ketersediaan pangan: Mencakup kecukupan persediaan pangan dan ketiadaan kelangkaan pangan.
  • Keterjangkauan/akses pangan: Mencakup akses fisik, ekonomi, dan sosial masyarakat terhadap pangan.
  • Pemanfaatan pangan: Mencakup kecukupan asupan gizi dan kualitas sanitasi yang memengaruhi penyerapan gizi oleh tubuh. 
Tujuan dan manfaat IKP: 
  • Mengukur kinerja pemerintah daerah dalam memenuhi urusan wajib terkait pangan.
  • Menentukan prioritas pembangunan daerah.
  • Menentukan prioritas intervensi program untuk daerah yang rentan. 
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) 

FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis wilayah-wilayah 
yang rentan terhadap kerawanan pangan. FSVA menggunakan indikator serupa dengan IKP, namun difokuskan 
pada pemetaan tingkat kerentanan hingga tingkat desa. 

FSVA menggunakan indikator yang dikelompokkan ke dalam tiga aspek: 
  • Ketersediaan: Meliputi rasio konsumsi terhadap ketersediaan pangan di suatu wilayah.
  • Keterjangkauan: Menilai akses masyarakat terhadap pangan, baik fisik maupun ekonomi.
  • Pemanfaatan: Menilai kualitas pemanfaatan pangan dan kondisi gizi. 
Tujuan dan manfaat FSVA: 
  • Memberikan informasi untuk pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi.
  • Memetakan wilayah rentan untuk intervensi yang tepat sasaran.
  • Memberikan rekomendasi untuk program dan kebijakan. 
Analisis kerentanan dalam FSVA mencakup kerawanan pangan kronis (jangka panjang) yang diukur dengan 
indikator sosio-ekonomi dan ketahanan pangan, serta kerawanan pangan transien atau sementara yang disebabkan o
leh kejadian seperti bencana alam atau guncangan ekonomi.